Oleh Fahri Al Ghazi
Guru kita KH Abdullah Gymnastiar memberikan wejangan berharga untuk kita. Senin (16/3) lewat akuntwitter beliau @aagym, Aa menyentuh kesadaran kita. Sungguh, bukanlah beliau sedang mengajari kita. Tapi Aa sedang membangkitkan nurani kita untuk mengajari diri kita sendiri.
“Bila dikritik dan dikoreksi,” begitu Aa membuka cuitannya. “jangan sibuk membela diri, lebih baik tafakuri dengan jernih jujur, niscaya akan banyak sekali manfaatnya.” Maha Suci Allah, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan keberkahan untuk beliau.
Saudaraku, apa yang kita rasakan kala kita dikritik? pernahkah kita seperti yang dituliskan Aa, tak sibuk membela diri. Atau jangan-jangan kita termasuk orang kebanyakan. Buru-buru membela diri sembari menyiapkan peluru untuk menyerang balik yang mengkritik kita. Kalau perlu aib-aib orang yang mengkritik kita kita buka lebar-lebar. Astaghfirullahaladzim.
Dikritik, jujur saja memang tidak mengenakkan. Apalagi jika dilakukan di depan umum. Sungguh malu kita. Tabiat kita memang tidak suka untuk direndahkan. Padahal bisa jadi, memang benar adanya kritikan tersebut. Kita sering dibilang pemalas, mungkin saja itu benar kita melangkahkan kaki ke masjid saja sulitnya minta ampun.
Mungkin kita dicap pelit, kalau kita tengok rekening jangan-jangan tidak ada yang kita salurkan ke lembaga amil zakat sebagai kewajiban. Jika yang wajib saja jarang kita tunaikan, akankah kita tergerak mengisi kencleng Jumatan dengan uang ratusan ribu?
Sulit memang untuk tidak sibuk membela diri. Namun semua butuh latihan. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk sang pengkritik? berterima kasih. Ya berterima kasihlah. “Berterimakasih dengan tulus kepada yang mengkritik adalah ciri ahli syukur,” ungkap Aa Gym. Sementara, sambung beliau “sibuk mencari kesalahan yang mengkritik adalah ciri ahli nafsu.”
Masya Allah begitu indah tuntunan akhlak Islam. Jika kita mendapat kritik, kita salami yang mengkritik kita. Karena pada hakikatnya dialah yang memberikan peringatan agar kita tak terjerumus ke dalam kesalahan yang lebih dalam. Maka ucapkan terima kasih, dengan cara yang tulus. Karena bisa jadi, dia sedang menyelamatkan kita dari murka Allah jika yang dikritik adalah perbuatan maksiat kita.
Sebagai epilog, guru kita Aa Gym menyampaikan nasihat yang sangat dalam. Saudaraku, renungkanlah dan resapi. Semoga kita termasuk orang-orang yang tak bosan memperbaiki diri. “Akan sangat sulit merubah yang lain sebelum merubah diri sendiri, akan sulit mengubah diri sebelum berani jujur lihat kesalahan diri.
Semoga bermanfaat...
0 komentar:
Posting Komentar