Simbol

Simbol
Tampilkan postingan dengan label Tips Wanita Shalihah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Wanita Shalihah. Tampilkan semua postingan

20 Sikap Terlarang Istri Ke Suami Yang dilarang Agama

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku durhaka istri terhadap suami, antara lain :
  1. Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,
  2. Istri lebih kaya dari suami,
  3. Istri lebih pandai dari suami,
  4. Watak istri lebih keras dari suami,
  5. Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,
  6. Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.
Adapun 20 perilaku durhaka istri terhadap suami adalah sebagai berikut :

1. Mengabaikan Wewenang Suami.

Di dalam rumah tangga, istri adalah orang yang berada di bawah perintah suami. Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku dalam rumah tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya.

2. Menentang Perintah Suami.

Di dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri adalah perintah suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri adalah larangan suaminya. 
Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadits tersebut tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.

3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami.

Perkawinan diatur oleh syari'at Islam untuk memberikan jalan yang halal bagi suami dan istri untuk melakukan hubungan seksual atau penyaluran dorongan biologis. Dengan demikian manusia dapat melakukan regenerasi keturunan dengan cara yang diridlai Allah SWT.
Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat terhadap dirinya.

4. Tidak Mau menemani Suami Tidur.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda : " ... Bila seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai Shubuh."

Bila istri ingin tidur sendiri, sedang suaminya berada di rumah pada malam harinya, maka ia harus meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.

5. Memberatkan Beban Belanja Suami.

Allah SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi nafkah istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa suaminya miskin tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya mempertimbangkan kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.

6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya.
Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan sehingga dapat menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama dirinya.

7. Merusak kehidupan Agama Suami.
Istri diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau membatu suami menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama suami, sudah tentu ia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.

8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami

Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : " Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?" Sabdanya : " Suaminya". Saya bertanya : " Siapakah orang yang paling besar haknya terhadap seorang lelaki. " Jawabnya : "Ibunya". (HR.Bazaar dan Hakim; Hadits hasan)

Jelaslah Hadits di atas bahwa kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang istri daripada kepentingan ibu kandungnya sesndiri.

9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami.

Istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah tangga. Karena itu bilamana ia keluar meninggalkan rumah, maka dengan sendirinya ia harus lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila ia tidak minta izin dan keluar rumah dengan kemauannya sendiri, maka ia telah melanggar kewajibannya terhadap suami, sedangkan melanggar kewajiban berarti durhaka terhadap suaminya.

10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami

Rasulullah saw bersabda : "Dua golongan yang sholatnya tidak bermanfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai ia pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia kembali." (HR. Hakim, dari Ibnu 'Umar)

11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.

Dalam sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu :
a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.
b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)

12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain.

".... maka wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi memelihara (dirinya dan harta suaminya) dikala suaminya tidak ada sebagaimana Allah telah memeliharanya..." (QS. An-Nisaa' (4) ayat 34)

Rasulullah menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya dijamah lelaki lain boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan istri tersebut adalah durhaka terhadap suaminya.

13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit.

Bila seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk kerja atau tidak ada waktu karena merawat anak, maka ia telah melakukan tindakan yang tidak benar.

14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.

Dari Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: " Seorang istri tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.

Dari Ibnu Mas'ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita tidak boleh bergaul dengan wanita lain, kemudian menceritakan kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat keadaan wanita tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)

16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.

Seorang istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati perintahnya, menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik kepada suaminya ketika ia datang bergilir.

17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya.
18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya

19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.

20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.

Wanita Muslimah Sukses Dunia dan Akhirat Menurut Islam

Menjadi muslimah yang sukses adalah menjadi seorang muslimah yang senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya (birrul walidain). Tanpa berbakti kepada orang tua maka kita tidak akan dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam telah memerintahkan agar kita senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada orang tua. Perbuatan tersebut disukai oleh Allah SWT.

Allah telah meletakkan kedudukan tersebut setelah kedudukan iman dan tunduk tersebut setelah kedudukan iman dan tunduk patuh kepada-Nya, sebagaimana yang difirmankan,“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS.An Nisa:36)

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan sikap bakti dan hormat kita kepada orang tua dengan rasa kasih sayang serta senantiasa bersikap lemah lembut kepada mereka. Janganlah kita sampai menyakiti hati keduanya karena bertindak kasar dan tidak hormat. Beberapa amalan lain yang dapat kita lakukan dalam menghormati orang tua adalah:

1. Mengetahui kedudukan orang tua dan kewajiban anak kepada keduanya.


Seorang Muslimah harus memahami bahwa Allah SWT memberikan kedudukan yang tinggi kepada orang tua. Allah telah memberikan kedudukan orang tua setelah kedudukan iman dan tunduk patuh kepada-Nya. Maka sudah seharusnya seorang muslimah senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Hal itu merupakan wujud pengamalan agamanya agar senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua, khususnya pada saat usia tua, lemah dan pikun, serta membutuhkan perhatian, perawatan dan kasih sayang. Sebagaimana firman Allah SWT, 

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Apabila salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kalian mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang ucapkanlah,”Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku di waktu kecil.” (QS. Al-Isra’:23-24).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, seorang pendidik yang agung telah menempatkan birrul-walidain di antara dua amalan terbesar dalam islam. Pernah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang membaiatnya untuk ikut hijrah dan jihad, dengan tujuan mencari pahala dari Allah SWT. Dan Rasulullah tidak segera meneriimanya, tetapi bertanya,”Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?”Orang itu menjawab,”Masih bahkan kedua-duanya masih hidup!”Maka Rasulullah bersabda,”Bukankah engkau ingin mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala?”Dia menjawab,”benar!’Selanjutnya Rasulullah bertutur,”Kembalilah kepada kedua orang tuamu, dan pergaulilah keduanya dengan baik.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagai seorang pemimpin, yang mempersiapkan bala tentara menuju ke medan jihad, dengan hati kemanusiaannya yang sangat lembut tidak mengabaikan kelemahan orang tua dan kebutuhan mereka terhadap puteranya, sehingga beliau memerintahkan seorang sukarelawan untuk tidak ikut berjihad dan kembali kepada orang tuanya dan memberikan perhatian dan merawat kedua orang tuanya, padahal pada saat itu beliau sangat membutuhkan bala tentara. Hal itu dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penghormatan yang besar bagi orang tua dan pentingnya birrul walidain serta mengurusnya sesuai dengan metode islam yang sempurna, seimbang, dan tunggal yang telah ditetapkan Allah bagi kebahagiaan manusia.

Kewajiban birrul,walidain ini telah tertanam secara mendalam dalam benak kaum muslimin dan muslimat, sehingga anak-anak akan senantiasa berbakti dan berbuat baik ketika kedua orang tuanya masi hidup maupun setelah meninggal.

2. Berbakti kepada orang tua, terutama saat di usia lanjut.


Berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi Muslimah, apalagi pada saat kedua orang tua sudah memasuki usia lanjut. Firman Allah, “Dan, tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Apabila salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,” (QS. Al-Isra:23).

Menjelang usia ini, orang tua biasanya dalam kondisi lemah dan pikun, sehingga membutuhkan perhatian, perawatan dan kasih sayang. Orang yang paling mereka harapkan dan percayai untuk bergantung adalah anak-anaknya. Mereka membutuhkan anaknya sebagaimana anak-anak mereka membutuhkan orang tuanya pada saat mereka masi kecil.

Orang tua usia lanjut biasanya memiliki perasaan yang sangat peka, tak jarang kita menghadapi berbagai cobaan dari pola keseharian kehidupan mereka. Sehingga kita akan merasa lelah, bosan, bahkan tak jarang pula merasa marah. Sebagai muslimah, jangan sampai kita memperlakukan orang tua dengan tanpa rasa hormat dan kasih sayang.

Segeralah beristighfar, ingatlah bahwa cobaan apapun yang kita hadapi saat merawat mereka, tidak akan dapat menandingi kasih sayang dan pengorbanan keduanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sayang sekali, lalu sayang sekali.” Seseorang bertanya,”Siapa ya Rasulullah?”Beliau berkata,”Orang yang mengalami usia lanjut orangtuanya atau kedua orangtuanya lalu tidak masuk surga.”(HR.Muslim).

3. Berbicara dengan orang tua penuh hormat dan bersopan santun.


Agama islam mengajarkan agar kita selalu berbakti dan berbuat baik kepada orang tua. Seorang muslimah tidak akan mengucapkan kata-kata kasar atau memojokkan keduanya, bagaimanapun kondisi yang dihadapi pada saat itu. Dia memahami bahwa kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya hanya akan membuat orang tuanya sakit hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah. Bahkan kata-kata “ah” yang merupakan kata-kata penolakan yang halus, juga tidak diperbolehkan. Kata-kata ini menunjukkan penolakan kepada kedua orang tua. Dan penolakan ini berarti juga durhaka kepada orang tua (‘uququl-walidain).

4. Mengingatkan orang tua ketika menyimpang dari garis kebenaran.


Dalam kehidupan ini tidak jarang ditemui kedua orang tua atau salah satu dari mereka menyimpang dari kebenaran. Seorang muslimah yang berbakti harus berani mengingatkan orang tuanya dan mendekati orang tuanya dengan cara yang baik. Dia akan mengingatkan orangtuanya dengan penuh kelembutan dan rasa kasih sayang. Salah satu teladan yang menunjukkan keadaan ini adalah ketika Abdul Malik bin Umar salah satu putra Khalifah Umar bin Abdul Aziz saat mengingatkan ayahnya agar tidak keluar dari garis kebenaran.

Ketika Umar sampai di rumah, sepulang mengurusi jenazah Sulaiman, datanglah Abdul Malik menghampirinya. Ia bertanya, “Wahai amirul mukminin, gerangan apakah yang membaringkan Anda di siang hari ini?”Umar bin Abdul Aziz terkejut, karena putranya memanggilnya dengan Amirul Mukminin, bukan dengan panggilan ayah. Hal ini menunjukkan putranya ingin mempertanyakan tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara.”Aku letih dan butuh istirahat,”jawab sang ayah.”Pantaskah Anda beristirahat padahal banyak rakyat yang tertindas?”

“Wahai anakku, semalam suntuk aku menjaga pamanmu. Nanti setelah shalat Zhuhur , jika Allah mentatkdirkanmu meninggal sekarang?”Mendengar ucapan sang anak, Umar memerintahkan anaknya mendekat, maka diciumlah pemerintah itu sambil berkata,”Segala puji bagi Allah yang telah memberiku seorang anak yang telah membantuku menegakkan agama.”Selanjutnya beliau memerintahkan juru bicaranya mengumumkan kepada seluruh rakyat,”Barangsiapa yang merasa dianiaya, hendaknya mengadukan nasibnya kepada khalifah”.

Dari teladan tersebut dapat kita lihat, apabila kita mengingatkan orang tua dengan cara yang baik, maka kecintaan serta ridha orang tua kepada kita pun tidak akan berkurang justru akan semakin bertambah.

5. Tidak menuruti orang tua bila diajak berbuat syirik dan kemaksiatan.


Birrul-walidain merupakan suatu perbuatan yang sangat agung dalam islam. Oleh karena itu, apabila orangtua menyuruh anaknya berbuat syirik, maka sang anak tidak boleh mentaatinya. Karena hubungan aqidah, antara makhluk dan sang Khalik tetap menduduki tempat tertinggi di atas semua hubungan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.”(HR.Ahmad)

Namun demikian, sang anak harus tetap berbakti, bersikap lembut dan berbuat baik kepada keduanya. Dia akan tetap menghormati dan mengasihi orang tuanya sesuai dengan kemampuannya. Namun, tindakannya tetap dalam batas hal-hal yang diridhai oleh Allah Azza wa Jalla.

Sebagaimana kisah Ibu Sa’ad bin Waqash ketika masih musyrik, ia menolak puteranya yang akan masuk islam. Ia mengatakan kepada putranya agar kembali kepada kemusyrikan atau ibunya akan mogok makan sampai mati. Hal itu mengakibatkan kemarahan orang-orang Arab, sehingga mereka mengatakan agar ibunya dibunuh. Namun, S’ad menjawab,”Ketahuilah, wahai ibuku, seandainya engkau memiliki seratus nyawa dan keluar satu persatu, niscaya aku tidak akan meninggalkan islam.”Dan ibunya tetap melakukan mogok makan pada hari pertama dan kedua, tetapi pada hari ketiga dia sudah tidak kuasa menahan lapar sehingga makan.

Sehubungan dengan peristiwa tersebut, Allah SWT menurunkan ayat yang memberikan teguran atas sikap Sa’ad yang kasar kepada ibunya.“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku kalian kembali, karenanya Aku beritahuan kepada apa yang telah kami kerjakan.”(QS. Luqman:15)

6. Berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal.


Bagi seorang muslimah, berbakti kepada orang tua tidak terbatas ketika mereka masih hidup saja. Bakti itu tetap dilakukan setelah orang tua wafat. Ketika orang tua meninggal dunia, maka sang anak akan menshalatkan dan mengurusnya hingga ke pemakaman, sesuai dengan yang disyariatkan islam. Ketika ada seorang sahabat yang menanyakan masalah ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan,”Yakni dengan mengirim doa dan memohonkan ampunan. Menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan kedua orang tua, memelihara hubungan silaturahim serta memuliakan kawan dan kerabat orang tuamu.” (Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban meriwayatkan bersumber dari Abu Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’idi).

Anak juga diperbolehkan menghajjikan orang tua apabila ada wasiat dari orang tuanya atau ketika sang anak mengetahui orang tuanya bernadzar untuk itu. Hadits yang membahas masalah ini cukup banyak, diantaranya adalah,”Ada seorang wanita dari suku Juhainah yang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, selanjutnya wanita itu bertutur”Ibuku pernah bernadzar untuk menunaikan ibadah haji, tetapi dia meninggal sebelum sempat menunaikannya. Apakah aku harus berhaji untuknya?’Nabi menjawab,’Ya, berhajilah untuknya, bukankah engkau mengetahui bahwa apabila ibumu mempunyai uang, engkau akan membayarnya?Karena itu tunaikanlah haji karena hak Allah itu lebih wajib untuk dipenuhi.”

7. Berbakti kepada orang tua meski keduanya bukan muslim.


Islam melarang anak mendurhakai orang tuanya, sekalipun mereka itu musyrik. Sebagaimana yang diriwayatkan pada kisah Asma’ binti Abi Bakar RA. Asma’ berkata,”Ibuku pernah mendatangiku, sedang dia seorang musyrik pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam seraya berucap,’Ibuku telah datang kepadaku dengan penuh harapan kepadaku, apakah aku harus menyambung hubungan dengan ibuku itu?”Beliau menjawab,”Benar, sambunganlah hubungan dengan ibumu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Muslimah yang menyadari petunjuk dan bimbingan Al-Qur’an dan juga pesan-pesan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, akan menjadi orang yang paling berbakti kepada kedua orang tuanya serta mempergaulinya dengan baik dalam kondisi bagaimanapun dan kapan saja. Itulah yang dilakukan oleh para sahabat dan para tabi’in.

Ada seseorang yang pernah bertanya kepada Sa’ad bin Musayyab RA,’Aku telah memahami ayat tentang birrul walidain secara keseluruhan kecuali firman-Nya yang berbunyi,”dan,ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,” lalu bagaimana perkataan yang mulia itu?Maka Sa’id bin Musayyab menjawab,”Yaitu hendaklah engkau berbicara kepadanya seperti seorang budak kepada majikannya,”Sedangkan Ibnu Sirin RA berbicara dengan orang tuanya dengan suara rendah seperti suara orang sakit sebagai penghormatan dan pengagungan bagi keduanya.”

8. Sangat takut berbuat durhaka kepada orang tua (‘Uququl Walidain)


Muslimah berbakti dan berbuat baik kepada orang tuanya karena takut durhaka kepada keduanya. Hal ini karena dia mengetahui besarnya perbuatan tersebut yang dikategorikan sebagai dosa besar. Dosa durhaka kepada orang tua (‘Uququl Walidain) sepadan dengan syirik. Dan pelaku dosa besar mendapatkan siksaan di dunia, sebagai sebab tertolaknya amal dan kelak di akhirat akan masuk neraka.

Itulah gambaran setiap orang yang dihubungkan dengan perbuatan syirik kepada Allah SWT, sebagaimanabirrul walidain dihubungkan dengan iman kepada Allah. Durhaka kepada orang tua (‘Uququl walidain) merupakan perbuatan yang paling buruk. Kedurhakaan merupakan penpgingkaran terhada anugerah sikap tidak balas budi, dan merupakan bentuk kerendahan martabat serta kehilangan jati diri. Dan kedurhakaan ini termasuk perbuatan dosa besar.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang perbuatan dosa besar?Kami menjawab,’Tentu ya Rasulullah?”Beliau pun menerangkan, Syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang tua’.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga bermanfaat...
Diambil dari Buku: Menjadi Muslimah Sukses Dunia dan Akhirat

Definisi Pengertian Wanita di Ciptakan Dari Tulang Rusuk Pria? Baca Yuk!

 

Wanita tidak dicipta dari kepala laki-laki (Adam), supaya tidak melebihi atau mengungguli kodrat laki-laki. Wanita tidak dicipta dari kaki, supaya wanita tidak dihinakan oleh laki-laki atau diinjak laki-laki, karena dia adalah bagian dari tubuhnya. 

Wanita tidak diciptakan dari tanah, karena wanita memang kodratnya tidak sama dengan laki-laki. Wanita dicipta dari tulang rusuk laki-laki, karena memang untuk dijadikan pasangan laki-laki, menjadi pendamping laki-laki, menjadi kesenangan laki-laki, memperkuat dada laki-laki dan sekaligus menjadi penyeimbang hidup laki-laki.

Rasulullah Saw menjelaskan dalam hadits-nya:

Sesungguhnya wanita itu dicipta dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atas. Jika Anda meluruskannya, sama artinya Anda memecahkannya. Jika Anda biarkan, dia akan tetap bengkok. Karena itulah, Anda harus selalu memberikan nasihat-nasihat kebaikan. (HR. Muslim)

Tulang iga adalah tulang yang bengkok dan letaknya sangat dekat dengan jantung hati. Fungsi tulang iga adalah memperkuat dada dan melindungi hati. Dari sini kita mendapat hikmah dan pelajaran bahwa wanita yang sudah menjadi istri, dia mempunyai 2 tugas, yaitu:

1. Membuat suami kuat dadanya.Dada adalah lambang keberanian dan keperkasaan. Karenanya, orang yang berani akan menantang lawannya dengan menepuk dada. Dada adalah tempat berkecamuknya segala rasa, ada rasa benci dan senang, ada rasa kesal dan jengkel. Maka dada harus luas dan tidak sempit, agar bisa menjadi arena untuk menyelesaikan pertengkaran segala macam rasa. 

Orang yang dadanya sempit akan sulit menyelesaikan masalah. Orang yang da-danya sempit mudah berputus asa, tidak punya optimisme, tidak punya semangat dan mudah sakit. Itu sebabnya, Nabi Musa ketika mendapatkan perintah untuk menyampaikan kebenaran di hadapan Fir’aun dan orang-orang bodoh, beliau berdoa kepada Allah:

Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataan-ku”. (QS. Thaha: 25-28)

Seorang istri harus menambahkan kekuatan suami, sehingga potensinya bisa bertambah dan berkembang menjadi berlipat-lipat. Seorang istri tidak hanya sekedar memberikan dorongan, tetapi dia menjadi bagian dari kekuatan dada suami. Jadi sesungguhnya wanita adalah dada suami.Dada adalah kebanggaan, dan di dalam dada ada keberanian dan kekuatan dahsyat. 

Dada bagi wanita adalah kebanggaannya, dan menjadi kebanggaan suami.2. Menjaga hati suami.Hati adalah inti kehidupan. Di dalam hati ada keimanan. Di dalam hati ada kebahagiaan. Istri seharusnya makin mempertebal keimanan sua-mi. Istri seharusnya memberikan kedamaian dan kebahagiaan suami. Istri seharusnya menyenangkan hati suami. Istri seharusnya menjaga hati suami agar tidak berpaling ke lain hati. Karenanya orang yang sudah punya istri seharusnya hidupnya bahagia dan imannya semakin mantap.

Bagaimana Menjadi Wanita Cantik Menurut Islam? Ini Penjelasannya!


Seperti pada Hadits Rasulullah berikut ini: ”Sesungguhnya ALLAH tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian,tapi ia melihat hati dan amal kalian” (HR.Muslim,Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam Hadits lain Rasulullah mengatakan bahwa wanita shalehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Dari Amr ibnu ra : ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah” (HR.Muslim,Ibnu Majah dan An Nasai)

Jadi kecantikan dalam Al Qur’an dan Islam bukan di lihat pada kecantikan fisik dan Rupa semata tapi lebih pada kecantikan Sifat,tabiat,kebaikan hati dan akhlak seorang wanita. Wanita tidak perlu takut tidak cantik karena setiap wanita itu cantik dan indah apabila mempunyai akhlak yang indah pula,buat apa rupa dan fisik kita cantik tapi hati tidak cantik karena kecantikan fisik dan rupa akan hilang seiring waktu dan usia berlalu terkecuali bagi yang Surgary mungkin kecantikannya bertahan tapi apa ada orang yang mau dengan yang palsu?

Bagi wanita yang masih sendiri, definisi cantik dalam Islam memang dijelaskan dengan sangat jelas. Seorang wanita yang cantik dalam Islam adalah wanita yang bisa menjaga dirinya sendiri. Artinya wanita tersebut harus bisa menjaga penampilannya baik penampilan luar dan dalam. Untuk terlihat cantik sebenarnya seorang wanita harus bisa membersihkan diri dan merawat apa yang diberikan oleh Allah kepada dirinya.

Wanita yang masih sendiri tidak boleh mengumbar bagian-bagian tubuhnya apalagi pada orang yang bukan merupakan pasangannya. Ini hukumnya haram. Definisi cantik untuk wanita yang masih sendiri adalah wanita yang bisa membuat nyaman semua orang yang berada di sekitarnya. Artinya wanita ini mempunyai daya tarik tersendiri.

Kesimpulannya....

1. Selalu menjaga kehormatannya. Artinya, ia senantiasa menutupi aset yang paling berharga.
2. Memiliki sikap malu. Malu disini bukanlah suatu hal yang dapat menghambat perkembangan dalam seorang muslimah. Tapi, malu disini yaitu sikap seorang muslimah yang selalu rendah hati dan tidak pamer dan mengumbar kecantikan.
3. Selalu bijaksana dalam menghadapi segala tantangan. Bersikap pandai dan mampu mencermati berbagai kemungkinan yang ada untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
4. Senantiasa bersabar dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan. 

Kecantikan Akhlak dan kebaikan hati tidak akan pernah hilang walau di makan waktu dan usia dia akan tetap abadi....


Semoga bermanfaat...



Sumber :

http://iqmapost.blogspot.com/2014/05/seperti-apa-sih-wanita-cantik-menurut.html